Hikmah Aqiqah Menurut Hadits
Aqiqah merupakan salah satu syiar penting dalam Islam yang menjadi bentuk rasa syukur orang tua atas kelahiran anak. Selain menjadi ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, aqiqah juga memiliki hikmah-hikmah mendalam yang dijelaskan melalui hadits Rasulullah ﷺ. Praktik ini bukan hanya ritual penyembelihan hewan, tetapi juga sarana sosial, spiritual, dan edukatif bagi keluarga serta masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai hikmah aqiqah menurut hadits, dasar dalilnya, tujuan pelaksanaan, manfaat sosial, serta bagaimana masyarakat Muslim dapat melaksanakannya dengan baik sesuai tuntunan syariat.
1. Pengertian Aqiqah dalam Islam
Secara bahasa, al-‘aqqu berarti “memutus” atau “memotong”, dan istilah aqiqah merujuk pada penyembelihan hewan sebagai bentuk syukur ketika seorang anak lahir. Menurut para ulama, aqiqah merupakan ibadah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada hari ke-7 kelahiran, atau pada hari ke-14 dan ke-21 jika belum memungkinkan.
Aqiqah biasanya dilakukan dengan menyembelih kambing atau domba, di mana ketentuan jumlahnya adalah sebagai berikut:
- Anak laki-laki: dua ekor kambing/domba yang layak.
- Anak perempuan: satu ekor kambing/domba yang layak.
Prinsip ini bersumber dari hadits Nabi ﷺ yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Bagi anak laki-laki dua kambing yang sepadan dan bagi anak perempuan satu kambing.” (HR. Tirmidzi)
2. Dalil Hadits Utama tentang Aqiqah
Beberapa hadits menjadi dasar penting dalam pelaksanaan aqiqah, di antaranya:
a. Hadits Salman bin ‘Amir
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak tergadai oleh aqiqahnya; disembelihkan (aqiqah) untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.”
(HR. Abu Dawud)
Hadits ini menggambarkan pentingnya aqiqah sebagai bentuk pembebasan sang anak dari keadaan "tergadai" yang ditafsirkan oleh ulama sebagai bentuk keterikatan kepada tanggung jawab spiritual orang tua.
b. Hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha
Beliau berkata:
“Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk menyembelih dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.”
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menjadi ketentuan dasar jumlah hewan aqiqah.
c. Hadits Samurah bin Jundub
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak tergadai oleh aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.”
(HR. Nasa’i)
Hadits ini juga menguatkan bahwa aqiqah tidak berdiri sendiri; ada rangkaian ibadah lain seperti mencukur rambut dan memberi nama.
3. Hikmah Aqiqah Menurut Hadits
Aqiqah bukan sekadar prosesi sembelihan, tetapi mengandung sejumlah hikmah mendalam yang dijelaskan melalui sunnah Rasulullah ﷺ. Di antara hikmah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wujud Syukur atas Kelahiran Anak
Rasulullah ﷺ mencontohkan aqiqah sebagai bentuk syukur kepada Allah ﷻ yang telah memberikan amanah berupa keturunan. Melalui penyembelihan hewan ini, keluarga menunjukkan rasa bahagia sekaligus kepatuhan kepada syariat.
Ungkapan syukur ini juga mengajarkan kepada anak sejak dini bahwa keberadaannya adalah karunia besar dari Allah.
2. Menjalin Silaturahmi dan Membuka Pintu Kebaikan Sosial
Salah satu hikmah terbesar aqiqah adalah nilai kemasyarakatan. Hidangan aqiqah biasanya dibagikan kepada kerabat, tetangga, teman, dan masyarakat sekitar. Hal ini menumbuhkan:
- solidaritas sosial
- kepedulian antar sesama
- hubungan kekerabatan yang lebih erat
- memperkuat ukhuwah Islamiyah
Aqiqah mengajarkan bahwa kebahagiaan seharusnya dibagikan, bukan hanya dirasakan sendiri.
3. Meringankan Beban Ekonomi Kaum Dhuafa
Aqiqah memberikan kesempatan bagi keluarga untuk bersedekah daging kepada mereka yang membutuhkan. Banyak keluarga kurang mampu yang jarang menikmati daging kecuali pada momen tertentu, sehingga aqiqah menjadi sarana berbagi yang sangat berarti.
Hadits tentang sedekah menunjukkan bahwa setiap kebaikan memberi pahala, termasuk memberi makan orang lain.
4. Menghindarkan Anak dari Gangguan dan Membawa Keberkahan
Makna “tergadai” dalam hadits salah satunya ditafsirkan oleh para ulama sebagai bentuk perlindungan: bahwa aqiqah menjadi sebab datangnya keberkahan dan penjagaan Allah untuk si anak.
Anak yang diaqiqahi disebutkan lebih dekat kepada keberkahan hidup dan terjaga dari gangguan jin atau keburukan lainnya, sebagaimana dipahami dari penjelasan ulama salaf.
5. Meningkatkan Ketakwaan dan Ketaatan Orang Tua
Pelaksanaan aqiqah menjadi momen spiritual yang mengingatkan orang tua bahwa anak adalah tanggung jawab dunia dan akhirat. Hadits-hadits tentang aqiqah mendorong orang tua untuk menjalankan sunnah Rasulullah ﷺ dan melangkah dalam ketakwaan sejak hari-hari awal kelahiran.
6. Memperkenalkan Syariat Islam kepada Anak Sejak Lahir
Meskipun bayi belum memahami apa pun, aqiqah menjadi tanda bahwa dirinya dibesarkan dalam keluarga yang ingin menanamkan nilai keislaman sejak dini.
Prosesi aqiqah yang meliputi:
- penyembelihan
- mencukur rambut
- pemberian nama
semuanya merupakan syiar Islam yang sangat penting.
4. Tata Cara Aqiqah Sesuai Tuntunan Hadits
Melaksanakan aqiqah tidak boleh sembarangan. Harus mengikuti ketentuan syariat yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Berikut tata caranya:
1. Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Menurut hadits:
- Hari ke-7 adalah waktu paling utama
- Jika tidak mampu, maka hari ke-14
- Jika masih tidak memungkinkan, hari ke-21
Pendapat ulama juga membolehkan aqiqah di luar waktu tersebut apabila keluarga baru mampu setelah anak lebih besar.
2. Hewan yang Digunakan
- Kambing atau domba
- Tidak cacat
- Cukup umur (musinnah)
- Sehat dan layak disembelih
Jumlah hewan:
- 2 ekor untuk anak laki-laki
- 1 ekor untuk anak perempuan
3. Proses Penyembelihan
Penyembelihan hewan aqiqah harus dilakukan oleh yang paham syariat atau jagal yang mengerti tata cara penyembelihan halal. Beberapa hal penting:
- Membaca basmalah
- Menghujamkan pisau dengan tepat dan tajam
- Tidak menyakiti hewan
- Menyembelih di bagian leher dengan memutus saluran pernapasan dan makanan
Hadits Nabi menekankan agar kita “berbuat ihsan pada penyembelihan”.
4. Memasak Daging Aqiqah
Salah satu keistimewaan aqiqah adalah dianjurkan dimasak terlebih dahulu, bukan dibagikan dalam bentuk mentah. Hal ini memudahkan penerima, terutama orang miskin yang mungkin tidak memiliki kesempatan memasak sendiri.
5. Mencukur Rambut Bayi
Rambut dicukur hingga gundul pada hari ke-7. Tradisi ini memiliki beberapa hikmah:
- membersihkan kepala dari kotoran
- menjadi tanda dimulainya perjalanan hidup si bayi
- dianjurkan bersedekah emas atau perak seberat rambut yang dicukur
6. Memberi Nama yang Baik
Hadits-hadits tentang aqiqah juga menyebut pemberian nama. Rasulullah ﷺ menganjurkan memberi nama yang baik karena nama adalah doa.
5. Manfaat Sosial dan Spiritual Aqiqah di Masa Kini
Aqiqah kini telah berkembang menjadi layanan profesional yang membantu orang tua agar bisa menjalankan sunnah tanpa kesulitan. Jasa aqiqah menyediakan:
- kambing yang sehat dan bersertifikat
- proses penyembelihan sesuai syariat
- sertifikat halal
- pengolahan masakan yang higienis
- distribusi makanan ke panti asuhan atau fakir miskin
- dokumentasi dan laporan lengkap
Layanan ini memudahkan keluarga yang ingin fokus mengurus ibu dan bayi tanpa meninggalkan syariat aqiqah.
6. Aqiqah sebagai Sarana Edukasi untuk Generasi Muslim
Aqiqah bukan hanya ritual, tetapi juga pendidikan:
-
Mengajarkan tentang sedekah
Anak dibesarkan dengan contoh bahwa kebahagiaan harus dibagikan. -
Menguatkan identitas Islam sejak lahir
Anak tumbuh dalam keluarga yang menjaga sunnah. -
Menyadarkan orang tua tentang amanah besar
Anak tidak hanya dibesarkan fisiknya, tetapi juga rohaninya. -
Menumbuhkan karakter peduli pada sesama
Tradisi berbagi ini memperkaya nilai kemanusiaan.
7. Kesimpulan: Aqiqah dalam Kacamata Hadits
Dari berbagai hadits sahih, jelas bahwa aqiqah memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Hikmahnya meliputi:
- rasa syukur
- pembebasan anak dari “gadai” spiritual
- memupuk solidaritas sosial
- berbagi kebahagiaan
- menjaga sunnah Nabi ﷺ
- menanamkan nilai Islam pada generasi baru
Aqiqah bukan sekadar penyembelihan, tetapi ibadah yang mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan moral yang sangat dalam.
Melaksanakan aqiqah dengan baik berarti mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ dan meneladani sunnah yang penuh keberkahan. Dengan memahami hikmah aqiqah melalui hadits, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih sadar, khusyuk, dan penuh kesyukuran.
